CEO Ripple, Brad Garlinghouse, baru-baru ini menyampaikan kekhawatirannya terhadap kemungkinan Black Swan event yang bisa menimpa Tether (USDT). Istilah “Black Swan” merujuk pada peristiwa tak terduga dengan dampak signifikan yang dapat mengguncang pasar secara besar-besaran.
Dalam konteks ini, Garlinghouse meyakini bahwa ketidakpastian dan volatilitas pasar kripto semakin mengkhawatirkan dengan adanya potensi masalah di sekitar Tether.
Peringatan ini disampaikan Garlinghouse pada Mei 2024, setelah adanya laporan yang menyebutkan bahwa Tether mungkin sedang berada di bawah pengawasan ketat pemerintah AS, meskipun CEO Tether, Paolo Ardoino, telah membantah klaim tersebut.
Apa Itu Black Swan Event?
Black Swan event adalah peristiwa langka yang sulit diprediksi namun memiliki dampak besar terhadap pasar. Konsep ini dipopulerkan oleh Nassim Nicholas Taleb dalam bukunya The Black Swan. Peristiwa Black Swan ditandai oleh tiga karakteristik utama:
Tidak Terduga – Terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya tanda yang jelas.
Dampak Signifikan – Mengguncang pasar atau sektor ekonomi tertentu dengan dampak yang besar.
Hindsight Bias – Setelah peristiwa terjadi, orang cenderung berpikir bahwa peristiwa tersebut dapat diprediksi, padahal tidak.
Black Swan events sering menimbulkan volatilitas tinggi dan ketidakpastian besar di pasar keuangan. Jika peristiwa ini menimpa Tether, dampaknya tidak hanya pada harga USDT, tetapi juga seluruh pasar kripto.
Potensi Dampak Black Swan pada Tether dan Pasar Kripto
Jika Black Swan benar-benar terjadi pada Tether, USDT yang saat ini menjadi stablecoin dominan di pasar kripto bisa kehilangan kepercayaan publik. Situasi ini dapat memicu:
Kepanikan investor yang dapat mengakibatkan penarikan besar-besaran dari pasar.
Volatilitas ekstrem pada aset kripto lainnya seperti Bitcoin dan Ethereum.
Penurunan likuiditas yang bisa menyebabkan migrasi ke stablecoin lain atau bahkan ke aset tradisional.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, Garlinghouse menyarankan investor untuk mempertimbangkan strategi diversifikasi dan pendekatan manajemen risiko, terutama dengan menggunakan strategi barbell yang direkomendasikan oleh Taleb. Taleb adalah strategi menempatkan aset di kedua sisi spektrum risiko: sebagian besar pada investasi yang sangat aman dan sebagian kecil pada aset berisiko tinggi.
Kesimpulan
Kekhawatiran yang diungkapkan oleh Garlinghouse menambah tekanan terhadap stabilitas USDT dan meningkatkan perhatian investor terhadap risiko yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Apakah Black Swan akan benar-benar menimpa Tether atau tidak, waktu yang akan menjawab. Namun, dalam pasar kripto yang fluktuatif, peringatan Garlinghouse adalah pengingat bahwa investor harus selalu siap menghadapi ketidakpastian.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES
You may also like
-
Belajar, Berkembang, dan Beradaptasi: Pengalaman Jovan Vian Thendra Sebagai Wadah Nyata untuk Pengembangan Kompetensi Mahasiswa
-
Hypefast Bagikan Penghargaan “Local Heroes Brand 2024” untuk Rayakan Kontribusi Merek Lokal Indonesia
-
Komitmen Edukasi Blockchain dan Web3, Bittime Hadir Sebagai Mentor Indonesia On-Chain
-
VRITIMES Bermitra dengan Winnet.id: Kolaborasi untuk Memajukan Distribusi Informasi Digital di Indonesia
-
Klarifikasi atas Laporan Menyesatkan Mengenai Usulan Gedung Baru Kedutaan Besar India di Jakarta